Monday, March 15, 2021

Burung

seekor burung terbang sendiri mencari mangsa untuk mengisi perut anak-anaknya.  ditengah perjalanan, badai besar menghadangnya.  tubuh ringannya tak mampu menghindari badai tersebut.  tubuhnya terlempar menabrak tebing batu.  tak berdaya, ia jatuh diatas tanah keras.  burung itu  tak bergerak.

dia teringat dengan anak-anaknya, apakah mereka aman dari badai? burung itu ingin segera terbang menuju anak-anaknya, memastikan mereka aman.  sayangnya dia tak mampu, sayapnya remuk. dia hanya bisa berkedip.

selama berjam-jam dia hanya bisa diam. hujan turun membasahi sayapnya yang telah rusak.  menggigil, dia teringat dengan anak-anaknya, apakah hujan membuat mereka basah dan kedinginan? burung itu ingin segera bangkit, memastikan anak-anaknya baik-baik saja. 

jam berganti hari. semut-semut mulai mendatangi burung itu. satu -dua ekor berubah menjadi sekoloni.  burung itu berusaha mengepakkan sayapnya untuk mengusir para semut.  apa daya kepakan itu hanya serupa detak jantung yang menggerakkan dada.  

burung berfikir, sepertinya mati lebih mudah baginya.  cukup dengan diam, tak melakukan apa-apa.   semut-semut lain mulai mengerumuninya.  burung teringat anak-anaknya lagi, bagaimana jika mereka diserang hewan-hewan pemangsa. mereka terlalu kecil untuk bisa menyelamatkan diri.

sang burung tiba-tiba mendapatkan kekuatan untuk bergerak. satu sayap yang tak terluka mengepak-ngepak lebih keras.  kerumunan semut terurai.  burung itu berusaha menggerakkan tubuh dah berdiri diatas dua kakinya dengan bantuan sayapnya yang tak terluka.  berhasil.

burung mulai berjalan kecil.  kepakan sayapnya berhasil membuat para semut kocar-kacir.  burung memaksakan diri terbang dengan satu sayap, namun gagal.  dia hanya bisa melompat-lompat kecil.

sang burung terseok-seok melompat menuju pohon dimana anak-anaknya bersarang.  terkadang dia terjatuh, tapi memikirkan anak-anaknya membuatnya bangkit dan berjalan kembali.

pohon itu sudah didepan mata.  burung mendongak menatap sarang yang masih berada ditempatnya.  dia lalu berusaha menaiki pohon dengan cakar dan satu sayapnya.  dia terjatuh- dan terjatuh lagi.  lukanya bertambah besar, namun begitu juga semangatnya.  kini dia menggunakan paruhnya juga untuk mencapai dahan pertama.  setelah usaha berulang-ulang akhirnya dia berhasil mencapai dahan itu. lalu dia melompat-lompat hingga akhirnya sampai di sarangnya.

begitu bahagia burung itu melihat anak-anaknya masih berada di sarangnya. lengkap, 3 ekor anak burung.  

yang dingin. tak bergerak.


No comments:

Post a Comment

resah

keresahan itu  seperti terbangun dari mimpi tersepi dengan tubuh bergetar dan jantung yang berdebar kegelisahan yang tidak dimengerti sepert...